KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatakan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunia-Nya kami sebagai penulis dapat menyelesaikan makalah ini, tepat pada waktunya
Kita ketahui bahwa Kamera adalah alat paling populer dalam aktivitas fotografi. Nama ini didapat dari camera obscura, bahasa Latin untuk "ruang gelap", mekanisme awal untuk memproyeksikan tampilan di mana suatu ruangan berfungsi seperti cara kerja kamera fotografis yang modern, kecuali tidak ada cara pada waktu itu untuk mencatat tampilan gambarnya selain secara manual mengikuti jejaknya. Dalam dunia fotografi, kamera merupakan suatu peranti untuk membentuk dan merekam suatu bayangan potret pada lembaran film. Pada kamera televisi, sistem lensa membentuk gambar pada sebuah lempeng yang peka cahaya. Lempeng ini akan memancarkan elektron ke lempeng sasaran bila terkena cahaya. Selanjutnya, pancaran elektron itu diperlakukan secara elektronik. Dikenal banyak jenis kamera potret.
Namun tahukah anda siapakah pencetus cara kerja kamera (penemu kamera) pertama kali? Kita selalu beranggapan bahwa yang mencetuskan pertama kali adalah ilmuwan-ilmuwan barat yang kita anggap jenius. Anggapan tersebut sangat bertentangan dengan kenyataannya karena oraang yang pertaa kali menemukan kamera adalah ilmuwan muslim yang bernama Abu Ali Muhammad al-Hassan ibnu al-Haitham.
Selain kamera obscura, masih banyak karya yang sudah disumbangkan oleh al-haitham untuk peradaban umat manusia. Harapan kami sebagai penulis agar para pembaca dapat memahami bahwa, ilmuwan muslim juga berperan aktif dalam kemajuan tekhnlogi. Karena al-haitham adalah salah satu orang dari ilmuwan-ilmuwan muslim yang kami bahas.
Itu adalah sekilas tentang materi makalah kami, selengkapnya kami akan bahas di bagian pembahasan, dibagian tersebut kami akan membahas mulai dari sejarah samapai karya yang sudah ditemukan oleh al-haitham.
Kami yakin di dalam makalah ini masih banyak sekali kekurangan dan kelebihannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun, demi kesempurnaan makalah selanjutnya.
Mataram, Mei 2010
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................... i
DAFTAR ISI........................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN................................................. 1
1.1 Latar Belakang................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah............................................... 3
1.3 Tujuan........................................................ 4
1.4 Manfaat....................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN................................................. 5
1.1 Biografi Dan Sejarah Al-Haitham............................... 5
1.2 Karya Al-Haitham.............................................. 6
1. Kamera Obscura................................................ 6
2. Menggambarkan Diagram Mata.................................... 10
3. Mencetus Teori................................................ 11
BAB III PENUTUP................................................... 12
1.1 Kesimpulan.................................................... 12
1.2 Saran......................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA.................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Para fisikawan atau ahli fisika mempelajari perilaku dan sifat materi dalam bidang yang sangat beragam, mulai dari partikel submikroskopis yang membentuk segala materi (fisika partikel) hingga perilaku materi alam semesta sebagai satu kesatuan kosmos.Beberapa sifat yang dipelajari dalam fisika merupakan sifat yang ada dalam semua sistem materi yang ada, seperti hukum kekekalan energi. Sifat semacam ini sering disebut sebagai hukum fisika.
Fisika sering disebut sebagai "ilmu paling mendasar", karena setiap ilmu alam lainnya (biologi, kimia, geologi, dan lain-lain) mempelajari jenis sistem materi tertentu yang mematuhi hukum fisika. Misalnya, kimia adalah ilmu tentang molekul dan zat kimia yang dibentuknya.
Teori fisika banyak dinyatakan dalam notasi matematis, dan matematika yang digunakan biasanya lebih rumit daripada matematika yang digunakan dalam bidang sains lainnya. Sehingga, Fisika juga berkaitan erat dengan matematika. Perbedaan antara fisika dan matematika adalah: fisika berkaitan dengan pemerian dunia material, sedangkan matematika berkaitan dengan pola-pola abstrak yang tak selalu berhubungan dengan dunia material. Namun, perbedaan ini tidak selalu tampak jelas. Ada wilayah luas penelitan yang beririsan antara fisika dan matematika, yakni fisika matematis, yang mengembangkan struktur matematis bagi teori-teori fisika.
Budaya penelitian fisika berbeda dengan ilmu lainnya karena adanya pemisahan teori dan eksperimen. Sejak abad kedua puluh, kebanyakan fisikawan perseorangan mengkhususkan diri meneliti dalam fisika teoretis atau fisika eksperimental saja, dan pada abad kedua puluh, sedikit saja yang berhasil dalam kedua bidang tersebut. Sebaliknya, hampir semua teoris dalam biologi dan kimia juga merupakan eksperimentalis yang sukses.
Fisikawan Dunia Dan Muslim
Nikola Tesla (1856-1943), lahir di Kroasia berorangtuakan Serbia dan berimigrasi ke Amerika Serikat pada tahun 1884. Dia bekerja sebentar pada Thomas Edison. Beberapa tahun sebelumnya Tesla mendapat pengetahuan bagaimanadia dapat membangun motor a.c tanpa komutator. Pada tahun 1888 dia membangun "motor induksi"nya yang pertama. Ini merupakan faktor penentu dalam penyebarluasan penggunaan suplai a.c. Mungkin motor induksi merupakan jenis motor listrik yang paling banyak digunakan. Tesla juga menemukan jenis transformator yang bekerja pada frekuensi sangat tinggi dan menghasilkan tegangan sangat besar. Transformator ini disebut kumparan Tesla.
CHARLES STEINMETZ (1865-1923) belajar di Jerman dan pindah ke Amerika Serikat pada tahun 1889. Di sana ia bekerja sebagai insinyur listrik. Sejak tahun 1980-an ia mempelajari sifat dari rangkaian bolak-balik dan mengembangkan teori yang membuat para insinyur merancang rangkaian dan alat a.c. Bersama ilmuwan lain, seperti Tesla, ia membantu menjadikan a.c sarana yang praktis untuk keperluan rumah tangga.
Lain halnya dengan para ilmuwan muslim, Para fisikawan muslim di masa keemasan Islam adalah orang-orang yang dididik dari awal dengan aqidah Islam. Rata-rata mereka hafal Qur’an sebelum berusia baligh. Dan mereka sangat memahami bahwa alam memiliki hukum-hukumnya yang objektif, yang dapat terungkap sendiri pada mereka yang sabar melakukan pengamatan dan penelitian dengan cermat.
Ibnu Sina alias Avicenna (980-1037) setuju bahwa kecepatan cahaya pasti terbatas. Abu Rayhan al-Biruni (973-1048) juga menemukan bahwa cahaya jauh lebih cepat dari suara. Qutubuddin al-Syirazi (1236-1311) dan Kamaluddin al-Fārisī (1260-1320) memberi penjelasan pertama yang benar pada fenomena pelangi.
Di dunia mekanika, Ja’far Muhammad ibn Mūsā ibn Syākir (800-873) dari Banū Mūsā berhipotesis bahwa benda-benda langit dan “lapisan langit” adalah subjek yang mengalami hukum-hukum fisika yang sama dengan bumiAl-Biruni dan belakangan al-Khazini mengembangkan metode eksperimental dalam statika dan dinamika, kemudian juga hidrostatika dan hidrodinamika, yang sangat penting dalam pembuatan jembatan, bendungan ataupun kapal.
Pada tahun 1121, al-Khazini dalam “Kitab tentang Keseimbangan Kebijaksanaan” mengusulkan bahwa gravitasi dan energi potensialnya berubah tergantung jaraknya dari pusat bumi. Dia juga secara tegas membedakan antara gaya, massa dan berat. Penemuan ini berguna untuk membuat kincir bertenaga air.
Ibnu Bajah (Avempace) yang wafat 1138 berargumentasi bahwa selalu ada reaksi pada setiap aksi. Teorinya ini sangat berpengaruh pada fisikawan setelahnya, termasuk Galileo dan Newton, dan sangat berguna untuk menghitung kekuatan manjaniq, yakni ketapel raksasa yang berfungsi seperti meriam.
Hibatullah Abu’l-Barakat al-Baghdadi (1080-1165) membantah Aristoteles yang mengatakan bahwagaya yang konstan akan menghasilkan gerak yang seragam, ketika dalam kitabnya al-Mu’tabar dia menulis bahwa gaya konstan akan menghasilkan percepatan (akselerasi). Menurutnya akselerasi adalah rerata dari perubahan kecepatan. Ibnu Rusyd alias Averroes (1126-1198) adalah mujtahid dalam fiqih yang juga fisikawan, terbukti dalam salah satu kitabnya dia mendefinisikan gaya sebagai tingkat kerja yang harus dilakukan untuk mengubah kondisi kinetik dari sebuah benda yang lembam. Apa yang ditulis Ibnu Rusyd ini 500 tahun lebih awal dari mekanika klasik Newton. ( http://hati.unit.itb.ac.id/?p=83 )
1.2 RUMUSAN MASALAH
Diakui atau tidak kamera merupakan salah satu penemuan dan karya manusia yang terbilang sangat fenomenal. Melalui kamera, manusia bisa merekam dan mengabadikan beragam bentuk gambar mulai dari sel manusia hingga galaksi di luar angkasa. Teknologi kamera kini dikuasai Jepang dan negara Barat. Namun prinsip-prinsip dasar kerja seluruh kamera telah diletakkan seribu tahun lalu oleh seorang sarjana Muslim. Siapakah ilmuwan yang pertama kali mencetuskan nama kamera? Bagaimana prinsip kerja kamera obscura?
1.3 TUJUAN
Pertanyan-pertanyan (rumusan masalah) di atas merupakan salah satu faktor yang mendorong kami dalam menulis makalah ini, dalam pembuatan makalah ini, kami memiliki tujuan tersendiri salah satunya adalah untuk mencari tahu bagaimana peran serta fisikawan muslim dalam pekembangan tekhnologi.
1.4 MANFAAT
Sikap paling fatal yang telah kita lakukan adalah selalu memuji-muji keberhasilan para ilmuwan barat tanpa memperdulikan bagaimana keberhasilan para ilmuwan muslim. Olehkarena itu dengan membaca makalah ini kita akan sadar, bahwa ilmuwa muslim juga ikut berperan dalam kemajuan tekhnologi. Itu merupakan contoh kecil manfaat yang akan kita dapatkan dari pembuatan makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 BIOGRAFI DAN SEJARAH ABU ALI MUHAMMAD AL-HASSAN IBNU AL-HAITHAM
Sejarah telah membuktikan betapa dunia Islam telah melahirkan banyak golongan sarjana dan ilmuwan yang cukup hebat dalam bidang falsafah, sains, politik, kesusasteraan, kemasyarakatan, agama, pengobatan, dan sebagainya. Salah satu ciri yang dapat diperhatikan pada para tokoh ilmuwan Islam ialah mereka tidak sekedar dapat menguasai ilmu tersebut pada usia yang muda, tetapi dalam masa yang singkat dapat menguasai beberapa bidang ilmu secara bersamaan.
Adalah Abu Ali Muhammad al-Hassan ibnu al-Haitham (Bahasa Arab:ابو علی، حسن بن حسن بن الهيثم) atau Ibnu Haitham (Basra,965 - Kairo 1039), dikenal dalam kalangan cerdik pandai di Barat, dengan nama Alhazen, adalah seorang ilmuwan Islam yang ahli dalambidang sains, falak, matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat. Ia banyak pula melakukan penyelidikan mengenai cahaya, dan telah memberikan ilham kepada ahli sains barat seperti Boger, Bacon, dan Kepler dalam menciptakan mikroskop serta teleskop. Al–Haitham menempuh pendidikan pertamanya di tanah kelahirannya, beranjak dewasa ia merintis kariernya sebagai pegawai pemerintah di Basrah. Namun, Al-Haitham lebih tertarik untuk menimba ilmu dari pada menjadi pegawai pemerintah. Kemudian, ia merantau ke Ahwaz dan metropolis intelektual dunia kala itu, yakni kota Baghdad. Di kedua kota tersebut al-Haitham menimba beragam ilmu. (http://id.wikipedia.org/wiki/Cahaya)
Al-Haitham pun sempat mengenyam pendidikan di Universitas al-Azhar yang didirikan Kekhalifahan Fatimiyah dan secara otodidak, ia mempelajari hingga menguasai beragam disiplin ilmu seperti ilmu falak, matematika, geometri, pengobatan, fisika, dan filsafat
Walaupun tokoh itu lebih dikenali dalam bidang sains dan pengobatan tetapi dia juga memiliki kemahiran yang tinggi dalam bidang agama, falsafah, dan sebagainya. Salah seorang daripada tokoh tersebut ialah Ibnu Haitham atau nama sebenarnya Abu Ali Muhammad al-Hassan ibnu al-Haitham.
Dalam kalangan cerdik pandai di Barat, beliau dikenali dengan nama Alhazen. Ibnu Haitham dilahirkan di Basrah pada tahun 354H bersamaan dengan 965 Masehi. Ia memulai pendidikan awalnya di Basrah sebelum dilantik menjadi pegawai pemerintah di bandar kelahirannya. Setelah beberapa lama berkhidmat dengan pihak pemerintah di sana, beliau mengambil keputusan merantau ke Ahwaz danBaghdad. Di perantauan beliau telah melanjutkan pengajian dan menumpukan perhatian pada penulisan.
Kecintaannya kepada ilmu telah membawanya berhijrah ke Mesir. Selama di sana beliau telah mengambil kesempatan melakukan beberapa kerja penyelidikan mengenai aliran dan saliran Sungai Nilserta menyalin buku-buku mengenai matematika dan falak. Tujuannya adalah untuk mendapatkan uang cadangan dalam menempuh perjalanan menuju Universitas Al-Azhar.
Hasil daripada usaha itu, beliau telah menjadi seorang yang amat mahir dalam bidang sains, falak, mate matik, geometri, pengobatan, dan falsafah. Tulisannya mengenai mata, telah menjadi salah satu rujukan yang penting dalam bidang pengajian sains di Barat. Bahkan kajiannya mengenai pengobatan mata telah menjadi asas kepada pengajian pengobatan modern mengenai mata.
1.2 KARYA ABU ALI AL-HASAN IBNU AL-HAITHAM
o KAMERA OBSCURA
Peletak Dasar Penciptaan Kamera
Prinsip-prinsip dasar pembuatannya telah dicetuskan oleh al-Haitham seorang sarjana Muslim, sekitar 1.000 tahun silam, tepatnya pada akhir abad ke-10 M.
Diakui atau tidak kamera merupakan salah satu penemuan dan karya manusia yang terbilang sangat fenomenal. Melalui kamera, manusia bisa merekam dan mengabadikan beragam bentuk gambar mulai dari sel manusia hingga galaksi di luar angkasa. Teknologi kamera kini dikuasai Jepang dan negara Barat.
Namun tahukah Anda bahwa prinsip-prinsip dasar kerja seluruh kamera telah diletakkan seribu tahun lalu oleh seorang sarjana Muslim? Peletak prinsip kerja kamera itu tak lain dan tak bukan adalah Ibnu Haitham. Dia adalah fisikawan Muslim terkemuka di era kekhalifahan. Beragam bidang ilmu seperti matematika, astronomi, kedokteran. dan kimia dikuasainya. Namun, dia paling jago dalam bidang optik dan fisika.
Salah satu karya Al-Haitham yang paling menumental adalah ketika bersama muridnya, Kamaluddin berhasil meneliti dan merekam fenomena kamera obscura. Penemuan itu berawal ketika Al-Haitham mempelajari gerhana matahari. Untuk mempelajari fenomena gerhana, Al-Haitham membuat lubang kecil pada dinding yang memungkinkan citra matahari semi nyata diproyeksikan melalui permukaan datar.
Kajian ilmu optik berupa kamera obscura itulah yang mendasari kinerja kamera yang saat ini digunakan umat manusia. Oleh kamus Webster, fenomena ini secara harfiah diartikan sebagai ruang gelap. Biasanya bentuknya berupa kertas kardus dengan lubang kecil untuk masuknya cahaya. Teori yang dipecahkan Al-Haitham itu telah mengilhami penemuan film yang kemudiannya disambung-sambung dan dimainkan kepada para penonton.
Istilah kamera obscura yang ditemukan Al-Haitham pertama kali diperkenalkan di Barat oleh Joseph Kepler (1571 M - 1630 M). Terinspirasi kamera obscura dari Al-Haitam, pada tahun 1827 Joseph Nicephore Niepce di Prancis mulai menciptakan kamera permanen. Sekitar 60 tahun kemudian George Eastman lalu mengembangkan kamera yang lebih cangghi pada zamannya. Sejak itulah, kamera terus berubah mengikuti perkembangan teknologi.
(http://www.aditeaproduction.co.cc/2009/07/fotografi-sejarah-kamera.html)
Prinsip Kerja Kamera Obscura
Penemuan kamera obscura berawal ketika keduanya mempelajari gerhana matahari. Untuk mempelajari fenomena gerhana, al-Haitham membuat lubang kecil pada dinding yang memungkinkan citra matahari semi nyata diproyeksikan melalui permukaan datar. Oleh kamus Webster, fenomena ini secara harfiah diartikan sebagai ''ruang gelap''.
"Kamera obscura pertama kali dibuat oleh ilmuwan Muslim, Abu Ali Al-Hasan Ibnu al-Haitham, yang lahir di Basra (965-1039 M),''ungkap Nicholas J Wade dan Stanley Finger dalam karyanya berjudul The eye as an optical instrument: from camera obscura to Helmholtz's perspective. Dunia mengenal al-Haitham sebagai perintis di bidang optik yang terkenal lewat bukunya bertajuk Kitab al-Manazir (Buku optik). Kitab al-Manazir merupakan buku pertama yang menjelaskan prinsip kerja kamera obscura Untuk membuktikan teori-teori dalam bukunya itu, al-Haitham lalu menyusun Al-Bayt Al-Muzlim atau lebih dikenal dengan sebutan kamera obscura, atau kamar gelap. (http://en.wikipedia.org/wiki/Camera_obscura&ei=dkDJS-HyMY20rAf6u-)
Istilah kamera obscura yang ditemukan al-Haitham pun diperkenalkan di Barat sekitar abad ke-16 M. Lima abad setelah penemuan kamera obscura, Cardano Geronimo (1501 -1576), yang terpengaruh pemikiran al-Haitham mulai mengganti lubang bidik lensa dengan lensa (camera). Penggunaan lensa pada kamera obscura juga dilakukan Giovanni Batista della Porta (1535–1615 M). Joseph Kepler (1571 - 1630 M), meningkatkan fungsi kamera itu dengan menggunakan lensa negatif di belakang lensa positif, sehingga dapat memperbesar proyeksi gambar (prinsip ini digunakan dalam dunia lensa foto jarak jauh modern).Robert Boyle (1627-1691 M), mulai menyusun kamera yang berbentuk kecil, tanpa kabel, jenisnya kotak kamera obscura pada 1665 M. Setelah 900 tahun dari penemuan al-Haitham, pelat-pelat foto pertama kali digunakan secara permanen untuk menangkap gambar yang dihasilkan oleh kamera obscura.
Foto permanen pertama diambil oleh Joseph Nicephore Niepce di Prancis pada 1827. Tahun 1855, Roger Fenton menggunakan plat kaca negatif untuk mengambil gambar dari tentara Inggris selama Perang Crimean. Tahun 1888, George Eastman mengembangkan prinsip kerja kamera obscura ciptaan al-Haitham dengan baik sekali dan George Eastman lah yang menciptakan kamera kodak. Sebuah versi kamera obscura digunakan dalam Perang Dunia I untuk melihat pesawat terbang dan pengukuran kinerja. Pada Perang Dunia II kamera obscura juga digunakan untuk memeriksa keakuratan navigasi perangkat radio. Begitulah penciptaan kamera obscura yang dicapai al-Haitham mampu mengubah peradaban dunia.
Peradaban dunia modern tentu sangat berutang budi kepada al-Haitham, yang selama hidupnya telah menulis lebih dari 200 karya ilmiah. Semua didedikasikannya untuk kemajuan peradaban manusia.Sayangnya, umat Muslim lebih terpesona pada pencapaian teknologi Barat, sehingga kurang menghargai dan mengapresiasi pencapaian yang telah dilakukan oleh para ilmuwan Muslim.
Secara serius al-Haitham mengkaji dan mempelajari seluk-beluk ilmu optik. Beragam teori tentang ilmu optik telah dilahirkan dan dicetuskannya. Dialah orang pertama yang menulis dan menemukan pelbagai data penting mengenai cahaya. Dalam salah satu kitab yang ditulisnya, Alhazen - begitu dunia Barat menyebutnya - juga menjelaskan tentang ragam cahaya yang muncul saat matahari terbenam. Al-Haitham pun mencetuskan teori tentang berbagai macam fenomena fisik seperti bayangan, gerhana, dan juga pelangi.
o MENGGAMBARKAN DIAGRAM MATA SECARA DETAIL
Keberhasilan lainnya yang terbilang fenomenal adalah kemampuannya menggambarkan indra penglihatan manusia secara detail. Tak heran, jika 'Bapak Optik' dunia itu mampu memecahkan rekor sebagai orang pertama yang menggambarkan seluruh detil bagian indra pengelihatan manusia. Hebatnya lagi, al-Haitham mampu menjelaskan secara ilmiah proses bagaimana manusia bisa melihat. Teori yang dilahirkannya juga mampu mematahkan teori penglihatan yang diajukan dua ilmuwan Yunani, Ptolemy dan Euclid. Kedua ilmuwan ini menyatakan bahwa manusia bisa melihat karena ada cahaya keluar dari mata yang mengenai objek. Berbeda dengan keduanya, al-Haitham mengoreksi teori ini dengan menyatakan bahwa justru objek yang dilihatlah yang mengeluarkan cahaya yang kemudian ditangkap mata sehingga bisa terlihat. . (http://rt9vni3.blogspot.com/2009_06_01_archive.html)
Secara detail, Al-Haitham pun menjelaskan sistem penglihatan mulai dari kinerja syaraf di otak hingga kinerja mata itu sendiri. Ia juga menjelaskan secara detil bagian dan fungsi mata seperti konjungtiva, iris, kornea, lensa, dan menjelaskan peranan masing-masing terhadap penglihatan manusia. Hasil penelitian al-Haitham itu kemudian dikembangkan Ibnu Firnas di Spanyol dengan membuat kaca mata.
o MENCETUSKAN TEORI
Dalam buku lainnya yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris berjudul Light On Twilight Phenomena, al-Haitham membahas mengenai senja dan lingkaran cahaya di sekitar bulan dan matahari serta bayang-bayang dan gerhana. Menurut al-Haitham, cahaya fajar bermula apabila matahari berada di garis 19 derajat ufuk timur. Warna merah pada senja akan hilang apabila matahari berada di garis 19 derajat ufuk barat. Ia pun menghasilkan kedudukan cahaya seperti bias cahaya dan pembalikan cahaya.
Al-Haitham juga mencetuskan teori lensa pembesar. Teori itu digunakan para saintis di Italia untuk menghasilkan kaca pembesar pertama di dunia. Sayangnya, hanya sedikit yang tersisa bahkan karya monumentalnya, Kitab al-Manazir , tidak diketahui lagi keberadaannya. Orang hanya bisa mempelajari terjemahannya yang ditulis dalam bahasa Latin
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
• Fisika (Bahasa Yunani: φυσικός (physikos), "alamiah", dan φύσις (physis), "Alam") adalah sains atau ilmu tentang alam dalam makna yang terluas
• Sifat yang dipelajari dalam fisika merupakan sifat yang ada dalam semua sistem materi yang ada, seperti hukum kekekalan energi. Sifat semacam ini sering disebut sebagai hukum fisika
• Menurut Richtmeyer, sejarah perkembangan ilmu fisika dibagi dalam empat periode
• Abu Ali Muhammad al-Hassan ibnu al-Haitham (Bahasa Arab:ابو علی، حسن بن حسن بن الهيثم) atau Ibnu Haitham (Basra,965 - Kairo 1039), dikenal dalam kalangan cerdik pandai di Barat, dengan nama Alhazen
• Abu Ali Muhammad al-Hassan ibnu al-Haitham adalah seorang ilmuwan Islam yang ahli dalam bidang sains, falak, matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat
• Salah satu karya Al-Haitham yang paling menumental adalah ketika bersama muridnya, Kamaluddin berhasil meneliti dan merekam fenomena kamera obscura.
• Istilah kamera obscura yang ditemukan Al-Haitham pertama kali diperkenalkan di Barat oleh Joseph Kepler (1571 M - 1630 M).
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
• Burnie, David. 2001. Jendela Iptek. Jakarta: Balai Pustaka
• http://id.wikipedia.org/wiki/Ibnu_Haitham
• www.budakfisika.net/2008/11/sejarah-fisika.html
• http://nizamiyyah.wordpress.com/2009/01/23/ilmuwan-fisikawan-muslim/
• http://www.gaulislam.com/kamera-obscura-yang-mengubah-duniahl%3Did
• http://empetri.info/search/Al-Hassan%20Ibnu%20Al-Haitham
• http://hati.unit.itb.ac.id/?p=83
• http://www.ubaid.web.id/review-resensi/tokoh-islam/al-haitham-peletak-dasar-prinsip-kamera-obscura.html
• http://www.eGroups.com/list/fisika_indonesia
• http://fisika.web.id/
• http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Camera_obscura&ei=dkDJS-HyMY20rAf6u-GfBg&sa=X&oi=translate&ct=result&resnum=1&ved=0CAsQ7gEwAA&prev=/search%3Fq%3Dcara%2Bkerja%2Bkamera%2Bobscura%26hl%3Did%26sa%3DG
• http://rumahislam.com/tokoh/3-ilmuwan/70-ibnu-haitham.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar